Pengantar Pendidikan Landasan Sosial
BAB I
PENDAHULAN
PENDAHULAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia
adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya
manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang
dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani
hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai
manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya
berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Mengingat
begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus
dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga
memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang
lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk
membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya.
Secara
sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi,
agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap
terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat
dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas
dari unsur sosial budaya.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak.
B. Rumusan Masalah
Dari rumusan
masalah diatas yang bersifat umum, dapat dijabarkan beberapa pertanyaan sebagai
berikut :
1. Apa
pengertian Sosiologi Pendidikan ?
2. Sosiologi
dan Pendidikan ?
3. Kebudayaan
dan Pendidikan ?
4. Apa
fungsi sosial budaya terhadap pendidikan ?
5. Apa
dampak dari konsep pendidikan ?
C. Metode Pemecahan Masalah
Pemecahan
masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan
yang dituangkan dalam rumusan masalah, sedangkan langkah-langkah yang dilakukan
dalam menjawab permasalahan dalam makalah ini adalah Metode Library Research
(kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahasa dalam makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sosiologi Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Sama halnya dengan pengertian
manusia, pengertian pendidikan banyak sekali ragam dan berbeda satu dengan
lainnya. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Menurut
Driyakarya, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Crow and Corw
berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan
yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat
dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan Ki
Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan
jasmani anak.Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Pendidikan adalah asas, dasar
atau fondasi yang memperkuat dan memperkokoh dunia pendidikan dalam rangka
untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakuakan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakuakan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan.
2. Pengertian Sosiologi
Menurut etimologi sosiologi
berasal dari bahasa Latin yaitu kata socious yang berarti teman, dan logos yang
berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut
diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau
masyarakat. Seiring dengan perkembangan sosiologi, para ahli telah memberikan
definisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda, seperti berikut ini. (Soerjono
Soekamto, 2001:20).
Menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial. August Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Menurut Abu Ahmadi Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip menganai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat”(Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial).
Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. empiris : bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
Menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial. August Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Menurut Abu Ahmadi Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip menganai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat”(Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial).
Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. empiris : bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. teoretis : merupakan
peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat
diwariskan kepada generasi muda.
3. komulatif : berkomulasi
mengarah kepada teori yang lebih baik.
4. nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian sosiologi, yakni sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
4. nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian sosiologi, yakni sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
3. Pengertian Budaya
Menurut Taylor kebudayaan adalah
totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh
orang sebagai anggota masyarakat. Imran Hasan mengemukakan bahwa kebudayaan
adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap
dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat sitiadat dan nilai-nilai kepandaian.
Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah
dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
4. Pengertian Sosiologi
Pendidikan
Dari beberapa pendapat pada
pembahasan sebelumnya tentang pengertian pendidikan dan sosiologi, maka timbul
pertanyaan tentang, apa pengertian dari Sosiologi Pendidikan ?. Dalam menjawab
pertanyaan tersebut, terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sosiologi
pendidikan. Abu Ahmadi berpendapat, sosiologi pendidikan adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi
sosio-kultural yang terdapat dalam masyarakat dan negaranya. Beliau juga menyatakan
bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang proses belajar
dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang lain (education sociology
should be centered bout the process of inter-learning-learning from one another).
Sanapiah Faisal berpendapat
tentang sosiologi pendidikan yakni :
1) Analisis terhadap pendidikan selaku
alat kemajuan sosial;
2) Sebagai pemberi tujuan bagi
pendidikan;
3) Hubungan antara sistem pendidikan
dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat;
4) Hubungan antara manusia dalam
persekolahan;
5) Hubungan antara sekolah dengan
masyarakat; dan peranan pendidikan di masyarakat.
Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa
sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
B. Sosiologi
dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya. Salah satu bagian sosiologi, yang dapat dipandang sebagai sosiologi
khusus adalah sosiologi pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi
pendidikan meliputi :
1) interaksi guru-siswa;
2) dinamika kelompok di kelas dan
di organisasi intra sekolah;
3) struktur dan fungsi sistem
pendidikan dan;
4) sistem masyarakat dan
pengaruhnya terhadap pendidikan. Wujud dari sosiologi pendidikan adalah tentang konsep proses sosial.
Proses sosial dimulai dari
interaksi sosial yang didasari oleh faktor-faktor berikut:
1. Imitasi
atau peniruan
2. Sugesti,
yang akan terjadi apabila jika seorang anak menerima atau tertarik pada
pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.
3. Identifikasi, yang berusaha menyamakan dirinya
denga orang lain secara sadar ataupun di bawah sadar.
4. Simpati, yang akan terjadi manakala seseorang
merasa tertarik kepada orang lain.
Untuk
mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus menciptakan
situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi
itu muncul pada diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi apabila
memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Kontak sosial dapat berlangsung
dalam tiga bentuk yaitu:
1) kontak antarindividu;
2) kontak antarindividu dengan kelompok atau
sebaliknya;
3) kontak antarkelompok.
Kini kita lanjutkan dengan
pembahasan kelompok sosial, dimana kelompok sosial ini berarti himpunan
sejumlah orang, paling sedikit dua orang, yang hidup bersama, atau karena
cita-cita yang sama. Dalam dunia pendidikan kelompok sosial ini dapat berbentuk
kelompok personalia sekolah, kelompok guru, kelompok siswa, kelas, subkelas,
kelompok belajar di rumah dan sebagainya.v Berbicara tentang dinamika kelompok,
maka perlu diketahui tentang istilah dinamika yang stabil. Suatu kelompok
sosial dinamis yang stabil, artinya kelompok ini berusaha maju mengikuti arah
perkembangan zaman atau mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi dengan
tetap memperhatikan kestabilan kelompok. Wuradji (1988) menyebutkan tiga prisip
yang melandasi kestabilan kelompok, yaitu integritas, ketenangan dan konsensus.
Untuk menciptakan dinamika yang stabil di sekolah, sebaiknya sekolah sebagai
micro order atau keteraturan kecil (Broom,1988) atau sekolah kecil sebagai
masyarakat kecil. Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan
nilai-nilai, dan sekolah-sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai
ini pada peserta didik di sekolah. Wuradji (1988) mengemukakan sekolah sebagai
kontrol sosial dan sebagai perubahan sosial. Tugas-tugas pembinaan mental
tersebut harus sejalan dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang
mengatakan bahwa sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara
bersama-sama bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan.
C. Kebudayaan dan Pendidikan
Antara pendidikan dan kebudayaan
terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu
hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan
dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang menerima pendidikan makin
berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin tinggi pula pendidikan
atau cara mendidiknya. Karena ruang lingkup kebudayaan sangat luas, mencakup
segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai salah satu aspek
kehidupan dalam kebudayaan. Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan
menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan seterusnya kemungkinan
matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu kebudayaan umum harus diajarkan
pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah dapat dikaitkan dengan
kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga diajarkan dengan proporsi
yang kecil. Maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari
kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila
pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu
proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti
budaya yang memasuki dirinya. Sekolah sebagai salah satu dari tempat
enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak dalam
mengembangkan dirinya.
D. Fungsi Sosial Budaya terhadap
Pendidikan
Dalam perkembangan landasan
sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam dunia pendidikan yaitu :
1. Mewujudkan masyarakat yang
cerdas
Yaitu
masyarakat yang pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan dapat
demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung
jawab dan berakhlak mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif
serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bengsa.
2. Transmisi budaya
Sekolah
berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat
penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan
tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada
tingkat pendidikan tinggi.
3. Pengendalian Sosial
Pengendalian
sosial berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku menyimpang dan
menyimpang terjadinya perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi
melindungi kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga
pendidikan.
4. Meningkatkan Iman dan Taqwa
kepada Tuhan YME
Pendidikan
sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan perasaannya
taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5. Analisis Kedudukan Pendidikan
dalam Masyarakat
Hubungan
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar
kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga
pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan
dengan masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme.
Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka
sebagai warga masyrakat.
E. Dampak Konsep Pendidikan
Konsep
pendidikan mengangkat derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu makhluk yang
diberkati kemampuan untuk menciptakan nilai kebudayaan dan fungsi budaya dan
pendidikan adalah kegiatan melontarkan nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke
generasi.
Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikan.
a) Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya
b) Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat termasuk wakil orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan
Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikan.
a) Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya
b) Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat termasuk wakil orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan
c) Proses
sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan
d) Dinamika
kelompok dimanfaatkan untuk belajar
e) Kebudayaan menyangkut seluruh cara
hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia ikut mempengaruhi
pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya pendidikan juga dapat mengubah
kebudayaan anak. (Made Pidarta, 1997:191-192).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil hasil pembahasan yang
telah disajikan pada bab II, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan
pergaulan antara manusia dalam
kelompok dan struktur sosial.
2. kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
3. sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan
peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara
manusia dengan pendidikan.
4. bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan
dapat mengubah kebudayaan.
5. Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat
dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau
pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah
masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal
balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk
meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat.
DAFTAR PUSTAKA
Made, Pidarta. Landasan
Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta, 2000
Ruswandi, Uus. Hermawan Heris,
A. Nurhamzah. Landasan Pendidikan. Bandung: CV. Insan Mandiri, 2008.
Sutikno Sobry, M. Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect, 2008.
Tim Sosiologi. Sosiologi Suatu
Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2003.
www.newyouth.com/archives
www.re-searchengines.com
www.re-searchengines.com