BIDANG KOMUNIKASI GRAFIS


Komunikasi Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) saat mana informasi melalui media cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik dari kejituan penyampaian informasi pada masyarakat.
Perkembangan di atas juga dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektivitas bahasa rupa (visual) dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15 istilah bidang ini adalah “graphic arts” yang masih dikonotasikan dengan seni, maka abad ke-20 istilahnya menjadi “graphic communication”atau juga “visual communication”. Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai kunci profesi dalam bidang ini.
Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam: informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding). Munculnya istilah “komunikasi visual” sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini: percetakan / grafika, filem dan video, televisi, web designdan CD interaktif.
Perkembangan itu telah membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis yang sekarang sangat marak melibatkan modal besar dan banyak tenaga kerja. Kecepatan perkembangannya pun berlomba dengan kesiapan tenaga penunjang pada profesi ini. Karena itu perlu disiapkan suatu standar yang dapat jadi acuan bagi tenaga kerja dalam profesi ini, baik dalam posisinya dalam jenjang ketenagakerjaan maupun dalam perencanaan pendidikan penunjangnya.
Standardisasi yang saat ini dibuat tak mungkin menahan laju perkembangan bidang Komunikasi Grafis. Tetapi dengan melihat apa yang telah terjadi baik di negeri orang maupun di negeri sendiri, diharapkan usaha membuat acuan dapat mengantisipasi cukup panjang menghadapi perkembangan bidang ini.

3.1. Komunikasi Grafis dan Komunikasi Visual
Tugas penyusunan kompetensi ini adalah pada bidang Komunikasi grafis, istilah yg diberikan oleh Dikmenjur setelah berkonsultasi dengan Ditjen Grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian: (1) Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau Komunikasi Grafis, (2) Graphishe Vakken (bld=pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi Grafika, diartikan sebagai percetakan. Dalam pengertian ini Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time-based images).
Dasar terminologi perlu untuk menjelaskan beda antara Komunikasi Grafis dengan Komunikasi Visual. Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film /video, internet dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based). Sedangkan Komunikasi Grafismerupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan / grafika. Dalam lingkup terminologi ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat.
Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi  penunjang pada industri non-komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.

Related

Pekerjaan Komunikasi Grafis meliputi olah gambar/images (gambar ilustrasi, fotografi), olah teks/tipografi (cipta dan susun huruf) dan penggabungan unsur teks dan images ke dalam rancangan/design yang siap dilaksanakan. Hal tersebut tergambar seperti pada skema di bawah ini :
Skema: Aliran Kerja persiapan desain hingga pracetak
 
Dalam kenyataan di lapangan, situasi kegiatan komunikasi grafis di Indonesia tak sepenuhnya seperti diagram umum di atas. Olah huruf / type design & typography  yang di beberapa negara maju merupakan profesi khusus ( mendesain font / typeface, hand lettering, tipografi / olahan tata huruf ) di Indonesia tak berkembang menjadi bidang profesi tersendiri (pernyataan Bp. Danton Sihombing MFA pakar bidang huruf). Di Indonesia olah huruf pada era digital dikerjakan sendiri di komputer oleh desainer ataupun operator atas petunjuk desainer. Meski ada juga yang  olah huruf khusus seperti hand lettering dan Kaligrafi tidak merupakan bidang spesialisasi profesi yang berkembang baik. Karena itu dalam standar kompetensi komunikasi grafis ini olah huruf/tipografi tak dibuat sebagai sub-bidang kompetensi tersendiri, tetapi menjadi subkompetensi untuk sub bidang desain grafis.
Berdasarkan paparan di atas maka standar kompetensi bidang Komunikasi Grafis dipilah menjadi 3 sub-bidang:  
  • Desain Grafis: merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan unsur grafis lain)  menjadi informasi  visual pada media (cetak) yang dimengerti publik.
  • Ilustrasi: menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar tangan dan  penuangan daya imajinasi.
  • Fotografi: menampilkan informasi dengan ketrampilan menangkap cahaya melalui kamera dan kepiawaian memilih / mengolah hasil bidikan.
3.2. Prakondisi Kerja
Bidang komunikasi grafis merupakan bagian dari ilmu seni rupa yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi.   Karena itu ada beberapa hal menyangkut wawasan, ketrampilan dan kepekaan yang disyaratkan bagi orang yang sebelum masuk dalam bidang ini. Dalam bidang kompetensi Komunikasi Grafis ada hal yang harus dikuasai dahulu sebagai prakondisi sebelum bekerja:
Sikap kerja (Attitude):
Bekerja sebagai penunjang bidang komunikasi membutuhkan manusia yang sadar   akan tugasnya sebagai pengantar pesan / informasi. Pada tingkat mula telah   disadarkan akan tugas yang mementingkan aspek informatif. Pada jenjang yang   lebih tinggi dibutuhkan wawasan mengenai teori komunikasi untuk melakukan   tugas yang lebih rumit dalam olah visualnya.
Hal ini menyangkut pertimbangan :  
  1. Misi/message (apa maksud informasi), 
  2. Khalayak/audience (siapa masyarakat/pelihat yang dituju), 
  3. Sasaran/objective (apa yangdiharapkan setelah mendapat informasi). Kerumitan ketiga aspek ini akan berkembang sejalan dengan makin kompleksnya masalah komunikasi yang dihadapi. 
Pengetahuan dan ketrampilan (Skill & Knowledge):
  • Pengetahuan, ketrampilan dan kepekaan olah unsur rupa/desain (line, shape, form, texture, space, tone, colour dst.) serta prinsip desain (harmony, balance,     rhythm, contrast, depth dst.). Untuk Desain Grafis disyaratkan penguasaan     garida (grid system) dan kolom alaman.
  • Pengetahuan warna (lingkaran warna, hue, analog, saturation, chromatic dll) dan      kepekaan warna, baik additif (cahaya langsung) aupun substraktif (pantulan/pigmen), pengetahuan warna  monitor (RGB) dan warna untuk percetakan  (CMYK, Spot Colour).
  • Khusus untuk  sub bidang Desain Grafis disyaratkan memiliki pengetahuan dan  ketrampilan dalam olah huruf /tipografi: keluarga huruf, kuran huruf, bobot     huruf, istilah dalam tipografi, ketrampilan mengolah huruf secara manual  (dengan tangan) maupun secara digital (komputer).
  • Khusus untuk sub bidang ilustrasi disyaratkan memiliki ketrampilan menggambar    dan kepekaan pada unsur gambar (garis, bidang warna st)
  • Khusus untuk  sub bidang Fotografi disyaratkan memiliki pengetahuan dasar  fisika cahaya (lensa dan film), dan kimia foto.
Kreativitas:
Bila pada tingkat pelaksana (setingkat juru) ditekankan pentingnya ketrampilan dan kepekaan pada unsur rupa dan warna. Maka pada tingkat yang lebih tinggi (setingkat teknisi hingga ahli) kemampuan kreatif merupakan kunci dalam profesi ini. Bidang komunikasi grafis (dan juga komunikasi visual) menuntut hasil yang bukan hanya benar dan sesuai misi komunikasi yang dibutuhkan, tetapi juga kesegaran dan keunikan gagasan. Dalam lingkup kreatif demikian seorang ahli bidang ini dihargai.
Desain Grafis
Desain
Ilustrasi
Desain Sticker.
Ilustarasi Tracing
Desain Stasionery ‘Kartu Nama’.
Ilustrasi Binatang.
Desain Stasionery ‘Amplop’.
Ilustrasi Manusia.
Desain Stasionery ‘Kop Surat’.
Ilustrasi Wajah (potret).
Desain Stasionery ‘Map’.
Ilustrasi Suasana.
Desain Formulir.
Ilustrasi Motif.
Desain Memo.
Ilustrasi Kartun Karikatur.
Desain Leaflet.
Ilustrasi Kartun Strip.
Desain Sampul/ Cover Buku.
Ilustrasi Komik.
Desain Iklan Kolom Koran.
Ilustrasi Peraga (infogram).
Desain Iklan Koran.
Ilustrasi Fiksi.
Desain Koran.
Ilustrasi Eksperimen
Desain Iklan Majalah.
 –
Desain Majalah.
 –
Desain Kartu Pos.
Bidang Fotografi
Desain Kemasan Produk Retail.
Fotografi Pas Photo.
Desain Poster.
Fotografi Keluarga.
Desain Kalender Poster.
Fotografi Kegiatan Olah Raga.
Desain Folder.
Fotografi Pertunjukan Kesenian.
Desain Brosur.
Fotografi Pernikahan.
Desain Manual Guide Book.
Fotografi Eksperimen
Desain Buku.
 –
Desain Katalog.
Bidang Audivosual
Desain Kalender Dinding.
Videoklip
Desain Kalender Meja/Duduk.
Video Pernikahan
Desain Agenda/ Organizer.
Video Dokumenter
Desain Company Profile.
Video Eksperimen
Desain Logotype.
Videogame
Desain Icon, graphic system & classification.
 –
Desain Logo.
 –
Bidang Animasi
Animasi 2D
Bidang Multimedia Interaktif
Animasi 3D
CD Interaktif
Animasi Kartun
Public Kiosks
Animasi Feature length
Multimedia Database
Animasi Opening tune
Multimedia Presentasi (Presentasi binis, kuliah)
Animasi Telop
Desain Web
Animasi Filler
 –
Animasi Bumper
 –
Animasi Infogram/Diagram
 –
Animasi Web
 –
Animasi Eksperimen
 –
Animasi Pocket PC
 –
Animasi Komik
 –
Animasi Game

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel