Pengantar Pendidikan : Landasan Sosial
Pengertian
Sosiologi Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Sama halnya dengan
pengertian manusia, pengertian pendidikan banyak sekali ragam dan berbeda satu
dengan lainnya. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Menurut
Driyakarya, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Crow and Corw
berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan
yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat
dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan Ki
Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan
jasmani anak.
Menurut UU Nomor 20
Tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan adalah asas,
dasar atau fondasi yang memperkuat dan memperkokoh dunia pendidikan dalam
rangka untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Dari beberapa pendapat
tentang pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya pendidikan merupakan suatu
proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakuakan dalam bentuk pembimbingan,
pengajaran, dan atau pelatihan.
2. Pengertian Sosiologi
Menurut etimologi
sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu kata socious yang berarti teman, dan
logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian
tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia
atau masyarakat. Seiring dengan perkembangan sosiologi, para ahli telah
memberikan definisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda, seperti berikut
ini. (Soerjono Soekamto, 2001:20).
Menurut Roucek dan
Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial
adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial,
kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
August Comte
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai
makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
Menurut Abu Ahmadi
Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut
pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara
ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas
konsep-konsep dan prinsip-prinsip menganai kehidupan kelompok sosial,
kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Sosiologi juga dapat
didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek
kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat”(Ensiklopedi
Ilmu-ilmu Sosial).
Sosiologi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala
sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari
sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam,
salah satunya adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1.
empiris : bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2.
teoretis : merupakan peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan dalam waktu
lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.
komulatif : berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4.
nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat
diatas dapat tarik persamaan dari pengertian sosiologi, yakni sosiologi
merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara
manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
3. Pengertian Budaya
Menurut Taylor
kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Imran
Hasan mengemukakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup
bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota
masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
sitiadat dan nilai-nilai kepandaian. Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan
adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
4. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Dari beberapa pendapat
pada pembahasan sebelumnya tentang pengertian pendidikan dan sosiologi, maka
timbul pertanyaan tentang, apa pengertian dari Sosiologi Pendidikan ?. Dalam
menjawab pertanyaan tersebut, terdapat beberapa pendapat tentang pengertian
sosiologi pendidikan.
Abu Ahmadi berpendapat,
sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas proses interaksi
sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan
kondisi-kondisi sosio-kultural yang terdapat dalam masyarakat dan negaranya.
Beliau juga menyatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang lain
(education sociology should be centered bout the process of
inter-learning-learning from one another).
Sanapiah
Faisal berpendapat tentang sosiologi pendidikan yakni :
1) Analisis terhadap pendidikan selaku alat
kemajuan sosial;
2) Sebagai pemberi tujuan bagi pendidikan;
3) Hubungan antara sistem pendidikan dengan
aspek-aspek lain dalam masyarakat;
4) Hubungan antara manusia dalam persekolahan;
5) Hubungan
antara sekolah dengan masyarakat; dan peranan pendidikan di masyarakat.
Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau
pendekatan sosiologis.
Dapat ditarik
kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi
pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan
interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan
sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia
dengan pendidikan.
Sosiologi
dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya. Salah satu bagian sosiologi, yang dapat dipandang sebagai sosiologi
khusus adalah sosiologi pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi
pendidikan meliputi :
1)
interaksi guru-siswa;
2)
dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah;
3)
struktur dan fungsi sistem pendidikan dan;
4)
sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Wujud dari sosiologi
pendidikan adalah tentang konsep proses
sosial.
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial yang
didasari oleh faktor-faktor berikut:
1.Imitasi
atau peniruan
2.Sugesti,
yang akan terjadi apabila jika seorang anak menerima atau tertarik pada
pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.
3.
Identifikasi, yang berusaha menyamakan dirinya denga orang lain secara sadar
ataupun di bawah sadar.
4.
Simpati, yang akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang
lain. Untuk mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus
menciptakan situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari
sosialisasi itu muncul pada diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi
apabila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk
yaitu:
1)
kontak antarindividu;
2)
kontak antarindividu dengan kelompok atau sebaliknya;
3)
kontak antarkelompok.
Kini kita lanjutkan
dengan pembahasan kelompok sosial, dimana kelompok sosial ini berarti himpunan
sejumlah orang, paling sedikit dua orang, yang hidup bersama, atau karena
cita-cita yang sama. Dalam dunia pendidikan kelompok sosial ini dapat berbentuk
kelompok personalia sekolah, kelompok guru, kelompok siswa, kelas, subkelas,
kelompok belajar di rumah dan sebagainya.
Berbicara tentang
dinamika kelompok, maka perlu diketahui tentang istilah dinamika yang stabil.
Suatu kelompok sosial dinamis yang stabil, artinya kelompok ini berusaha maju
mengikuti arah perkembangan zaman atau mengantisipasi perkembangan ilmu dan
teknologi dengan tetap memperhatikan kestabilan kelompok. Wuradji (1988)
menyebutkan tiga prisip yang melandasi kestabilan kelompok, yaitu integritas,
ketenangan dan konsensus.
Untuk menciptakan
dinamika yang stabil di sekolah, sebaiknya sekolah sebagai micro order atau
keteraturan kecil (Broom,1988) atau sekolah kecil sebagai masyarakat kecil.
Dalam sosiologi,
perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-sekolah harus
memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di sekolah.
Wuradji (1988) mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan sebagai
perubahan sosial. Tugas-tugas pembinaan mental tersebut harus sejalan dengan
salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang mengatakan bahwa
sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-sama
bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan.
Kebudayaan
dan Pendidikan
Antara pendidikan dan
kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan
dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang
berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang
menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin
tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya.
Karena ruang lingkup
kebudayaan sangat luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka
pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan dalam kebudayaan. Pendidikan yang
terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan
seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu
kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah
dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga
diajarkan dengan proporsi yang kecil.
Maka dapat kita
simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan
dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang
kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki
dirinya. Sekolah sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya
sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.
Fungsi
Sosial Budaya terhadap Pendidikan
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki
fungsi yang amat penting dalam dunia pendidikan yaitu :
1. Mewujudkan masyarakat yang cerdas
Yaitu masyarakat yang pancasilais yang memiliki
cita-cita dan harapan dapat demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia dan bertanggung jawab dan berakhlak mulia tertib dan sadar hukum,
kooperatif dan kompetitif serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar
generasi dan antara bengsa.
2. Transmisi budaya
Sekolah berfungsi
sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan
pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada
sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat
pendidikan tinggi.
3. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial
berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku menyimpang dan menyimpang
terjadinya perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi melindungi
kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga pendidikan.
4. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME
Pendidikan sebagai
budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan perasaannya
taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5. Analisis Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat
Hubungan antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik.
Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan
dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau
sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga
masyrakat.
Dampak
Konsep Pendidikan
Konsep pendidikan mengangkat
derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu makhluk yang diberkati kemampuan
untuk menciptakan nilai kebudayaan dan fungsi budaya dan pendidikan adalah
kegiatan melontarkan nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan
pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikan.
a)
Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya
b)
Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat
termasuk wakil orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan
c)
Proses sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan
d)
Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar
e)
Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan
oleh manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya
pendidikan juga dapat mengubah kebudayaan anak. (Made Pidarta, 1997:191-192).