Karakteristik Perkembangan Peserta Didik
Peserta
didik
Peserta didik
dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangakan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar
disekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan
bahwa, peserta didik adalah angota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI
adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-12/13 tahun yang sedang
berada dalam jenjang pendidikan SD/MI.
Peserta Didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didiksebagai suatu totalitas atau kesatuan.
Peserta Didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didiksebagai suatu totalitas atau kesatuan.
Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas ”homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik yaitu :
Ø mahluk
religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam
lingkungan sekitarnya
Ø mahluk
sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi
agar berkembang sebagai manusia
mahluk
individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan
kepribadian, dll.), yang membedakan dari individu lain.
Perkembangan
Perkembangan
dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134) menyatakan bahwa “Perkembangan dapat
didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren
“.”Progresif “ menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan
bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara
perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya. (Hurlock E.B.
1978:23)
Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping itu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikut menentukan proses perkembangan.
Dapat pula dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan, dan belajar.
Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping itu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikut menentukan proses perkembangan.
Dapat pula dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan, dan belajar.
Dari lahir sampai tua perkembangan dibagi dalam empat periode yaitu periode
anak, periode remaja, periode dewasa dan periode tua dimana masing-masing
periode tidak berdiri sendiri secara terpisah melainkan saling berkaitan. Periode yang mendahului merupakan dasar bagi periode berikutnya dan
masing-masing periode memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
1. Karakteristik
Perkembangan Peserta Didik Usia Taman Kanak-kanak
Anak usia
prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 4-6 tahun, ketika anak
mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat
mengatur diri dalam buang air (toilet training), dan mengenal beberapa hal yang
dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya).
v
Perkembangan
Fisik
Perkembangan fisik merupakan
dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan
tubuh maka memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan
fisiknya dan ekplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang
tuanya.
Pertumbuhan otaknya pada usia
lima tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan 90% pada usia enam
tahun. Pada usia ini juga terjadinya pertumbuhan ”myelinization” (lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari
bahan penyekat berwarna putih, yaitu myelin)
secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf
secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motorik
lebih seksama dan efisien. Di samping itu pada usia ini banya juga perubahan
fisiologis lainnya, seperti pernapasan menjadi lebih lambat dan mendalam dan
denyut jantung lebih lambat dan menetap.
Untuk perkembangan fisik anak sangat
diperlukan gizi yang cukup. Perkembangan fisik akan ditandai juga dengan
berkembangnya kemampuan atau keterampilan motorik, baik yang kasar maupun yang
lembut.
v
Perkembangan
Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini
berada pada periode Preoperasional, yaitu
tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang
dimaksud dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara
mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional
atau “Symbolic function” yaitu
kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan
menggunakan simbol. Dapat juga dikatakan sebagai “semiotic function”, kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol
untuk melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata atau peristiwa.
Meskipun berpikir melalui simbol ini dipandang lebih
maju dari berpikir periode sensorimotor, namun kemampuan berpikir ini masih
mengalami keterbatasan. Keterbatasan
yang menandai atau yang menjadi karakteristik periode preoperasional ini adalah
sebagai berikut :
a)
Egosentrisme
b)
Kaku dalam berpikir (Rigidity of thought)
c)
Semilogikal
reasoning
v Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah
mulai menyadari bahwa dirinya berbeda dengan borang lain atau benda. Kesadaran
ini diperoleh dari pengalaman bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi oleh
orang lain atau benda lain. Bersama dengan itu, berkembang pula perasaan harga
diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika lingkungannya (terutama
orang tuanya) tidak mengakui harga diri anak maka pada diri anak akan
berkembang sikap-sikap keras kepala/menentang atau menyerah menjadi penurut
yang diliputi rasa harga diri kurang dengan sifat pemalu.
Guru di taman kanak-kanak
seyogyanya memberikan bimbingan kepada mereka agar mereka dapat mengembangkan
hal-hal berikut :
a)
Kemampuan untuk
mengenal, menerima dan berbicara perasaan-perasannya.
b)
Menyadari bahwa
ada hubunan antara emosi dengan tingkah laku sosial.
c)
Kemampuan untuk
menyalurkan kegiatannya tanpa menganggu perasaan orang lain.
d)
Kemampuan untuk
peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
v Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia pra sekolah, dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tahap (sebagai kelanjutan dari dua tahap
sebelumnya) yaitu sebagai berikut :
Masa ketiga (2,0-2,6) yang bercirikan
- Anak sudah
mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
- Anak sudah
mampu memahami tentang perbandingan.
- Anak
banyak menanyakan nama dan tempat : apa dimana dan darimana.
- Anak sudah
banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
Masa kekempat (1,2-6,0) yang bercirikan
- Anak sudah
dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
- Tingkat
berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu-sebab
akibat melalui pertanyaan : kapan, kemana,mengapa dan bagaimana
Berbagai peluang yang diberikan oleh orang tua/guru kepada anak untuk
membantu perkembangan bahasa anak diantaranya yaitu :
§ Bertutur kata yang baik dengan anak
§ Mau mendengarkan pembicaraan anak
§ Menjawab pertanyaan anak
§ Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana
§ Di tman kanak-kanak, anda diiasakan untuk bertanya, menghafal dan
melantunkan lagu dan puisi.
v Perkembangan Bermain
Usia pra sekolah dapat dikatakan
sebagai masa bermain. Yang dimaksud bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Terdapat beberapa macam
permainan anak yaitu :
1)
Permainan
fungsi (permainan gerak), seperti meloncat-loncat
2)
Permainan
fiksi, seperti menjadikan kursi sebagai kuda
3)
Permainan
reseptif atau apresiatif, seperti melihat gambar
4)
Permainan
membentuk (konstruksi), seperti membuat gunung pasir
5)
Permainan
prestasi, seperti sepak bola
Secara psikologis dan paedagogis bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat
berharga bagi ana diantaranya :
Ø Anak memperoleh perasan senang, puas, bangga, atau berkatarsis (peredan
ketegangan)
Ø
Anak dapat
mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau bekerja
sama)
Ø Anak dapat mengembangkan daya fantasi atau kreatifitas
Ø Anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku dalam kelompok serta
belajar untuk menaatinya.
Ø Anak dapat memahami bahwa baik dirinya maupun orang lain sama-sama memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Ø Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa atau toleran terhadap
orang lain.
2.
Karakteristik Perkembangan
Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Ada beberapa karakteristik anak di
usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui
keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus
dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka
sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Adapun karakeristik peserta didik
dibahas sebagai berikut:
1)
Karakteristik pertama anak SD adalah
senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD
diharap merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan
di dalamnya.
2)
Karakteristik yang kedua adalah
senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat
duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau
bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama,
dirasakan anak sebagai siksaan.
3)
Karakteristik yang ketiga dari anak
usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok,
serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa
guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja
atau belajar dalam kelompok.
4)
Karakteristik yang keempat anak SD
adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika
anak melaksanakan sendiri, Dengan demikian guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.
Anak
yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang
pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena
itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong
sehingga akan berkembang secara optimal.
v Perkembangan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak
sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti
membaca, menulis, dan menghitung).
Dalam rangka mengembangkan
kemampuan anak,maka sekolah dalam hal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat tentang materi
pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru, membuat karangan, menyusun
laporan.
v Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara
berkomunikasi, dimana pikirandan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan,
lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,kalimat, bunyi,
lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal
dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral
atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu :
1)
Proses jadi
matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara
sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
2)
Proses belajar,
yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari
bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya.
Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak
Dengan dibekali pelajaran bahasa di sekolah, diharapkan peserta didik dapat
menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk :
- Berkomunikasi
dengan orang lain
- Menyatakan
isi hatinya
- Memahami
keterampilan mengolah informasi yang diterimanya
- Berpikir
(menyatakan gagasan atau pendapat)
- Mengambangkan
kepribadiannya seperti menyatakan sikap dan keyakinannya.
v Perkembangan Sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif
(bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).
Berkat perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok
teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses
belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosila ini dapat dimanfaatkan atau
dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga
fisik maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta
didik belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling
menghormati dan betanggung jawab.
v Perkembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengndalikan emosinya
sangatlah berpengaruh pada anak.
Emosi merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku
belajar. Memgingat hal tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif. Upaya yang dilakukan antara lain :
ü Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan
ü Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri
ü Memberikan nilai secara objektif
ü Menghargai hasil karya peserta didik
v Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral
pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak
mengerti konsep moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia
sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang
tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau
baik-buruk.
v Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan
penghayatan keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara asional berdasarkan
kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai
manifestasi dari keagungan-Nya.
Ø Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual
diterima sebagai keharusan moral.
Ø
Periode usia
sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan
periode sebelumnya.
v Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan
motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik.
Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik) maka di kelas-kelas permulaan
sangat tepat diajarkan :
a)
Dasar-dasar
keterampilan untuk menulis dan menggambar
b)
Keterampilan
dalam mempergunakan alat-alat olahraga
c)
Gerakan-gerakan
untuk meloncat, berlari, berenang, dsb.
d)
Baris-berbaris
secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.
3.
Karakteristik Perkembangan
Peserta Didik Usia
Remaja (SMP)
Remaja dalam
bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere
yang berarti “tumbuh atau tumbuh
untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut,
istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik.
Remaja sering disebut dengan istilah puberteit danadolescentia. Puberteit
(Belanda),
puberty(Ingris),
pubertas (Latin) yang artinya tumbuh rambut di daerah ”pusic” daerah
kemaluan.Adolescentia
dari bahasa latin adalah masa muda.
Secara
umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu,
dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama.
Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat
dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju
dewasa. Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu
tertentu.
WHO membagi 2 tahap usia remaja
yaitu:
a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun
b. Remaja akhir : 15 – 20 tahun
a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun
b. Remaja akhir : 15 – 20 tahun
Oleh karena itu, anak usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai
anak usia remaja awal.
Ciri-ciri Masa Remaja:
Beberapa perubahan yang terjadi
selama masa remaja.
·
Ciri Fisik/Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki.
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki.
·
Ciri Psikologis
Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa cirri sebagai berikut:
1). Kegelisahan
2). Pertentangan
3). Mengkhayal
4). Aktivitas kelompok
5). Keinginan mencoba segala sesuatu
Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa cirri sebagai berikut:
1). Kegelisahan
2). Pertentangan
3). Mengkhayal
4). Aktivitas kelompok
5). Keinginan mencoba segala sesuatu
Ciri-ciri penting pada masa remaja
awal atau anak SMP sebagai berikut :
ü Pada masa
ini terjadi kematangan alat-alat seksual.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciriciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciriciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada.
ü Masa remaja
awal merupakan periode yang singkat.
Masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya.
Masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya.
ü Masa remaja
awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat.
Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
ü Masa remaja
awal merupakan masa negatif.
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua.
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua.
v Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan
individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama yang
terjadi pada fase pranatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada
tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada
masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu
mengalami kematangan daripada bagian-bagian yang lain. Pada masa remaja akhir,
proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua
bagiannya. Dalam perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri yaitu
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
v Perkembangan kognitif (Intelektual)
Ditinjau dari
perkembanga kognitif menurut Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi
formal (operasi = kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Keating
merumuskan lima pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi
formal, yaitu sebagai berikut :
a)
Berlainan
dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadarannya sendiri
disini dan sekarang, cara berpikir remaja berkaitan erat dengan dunia
kemungkinan. Remaja mampu menggunakan abstraksi dan dapat membedakan yang nyata
dan konkret dengan abstrak dan mungkin.
b)
Melalui
kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah.
c)
Remaja dapat
memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengekplorasi
berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
d)
Remaja menyadari
tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat proses kognitif itu
efisien dan tidak efisien. Dengan
demikian, introspeksi (pengujian diri) menjadi bagian kehidupannya sehari-hari.
e)
Berpikir
operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru dan ekspansi berpikir.
Implikasi
pendidikan atau bimbingan dari periode berpikir operasi formal ini adalah
perlunya disiapkan program pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi
perkembanga kemampuan berpikir remaja. Upaya yang dapat dilakukan seperti :
- Penggunaan
metode mengajar yang mendorong anak untuk aktif bertanya, mengemukakan
gagasan atau mengujicobakan suatu materi
- Melakukan
dialog, diskusi dengan siswa tentang masalah-masalah sosial atau berbagai
aspek kehidupan seperti agama, etika pergaulan dan pacaran, politik,
lingkungan hidup, bahayanya minuman keras dan obat-obatan terlarang.
v Perkembangan Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang
tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan
emosi dan dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada
usia remaja awal, perkembanga emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan
reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif
dan tempramental. Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.
Mencapai kematang emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi
remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional
lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.
v Perkembangan sosial
Pada masa
remaja berkembang ”social cognition”,
yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Ramaja memahami orang lain sebagi
individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat,nilai-nilai, maupun
perasaannya.
Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”,
yaitu kcenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila
kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara
moral dan agama dapat dipertanggungjawabkan maka kemungkinan besar remaja
tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya
itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka
sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya
tersebut.
v Perkembangan moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman
sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang
jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang
nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan,
kesopanan dan kedisiplinan.
Menurut Adam dan Guallatta terdapat berbagai hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja, yaitu :
Ø Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan
tingkat moral orang tua.
Ø Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam
tahapan nalar moralnyadaripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja yang
tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar moralnya
daripada remaja yang nakal.
Ø
Terdapat dua
faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau remaja yaitu (a)
orang tua yang mendorong anak untuk diskusi secara demokratis dan terbuka
mengenai berbagai isu dan (b) orang tua yang menerapkan disiplin terhadap anak
dengan teknik berpikir induktif.
v
Perkembangan kepribadian
Kepribadian
merupakan sistem yang dinamis dari sifat-sifat, sikap dan kebiasaan yang
menghasilkan tingkat konsistensi respons individu yang beragam. Sifat-sifat
kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial,
kognitif dan niali-nilai. Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan
”identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi
masa dewasa. Apabila remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau
merasa tidak mampu untuk memilih, maka dia akan mengalami kebingungan (confusion).
4.
Karakteristik
Peserta Didik Usia Taman Dewasa (SMA)
Perkembangan
siswa SMA yang rata-rata berada pada usia antara 15-19 tahun berada
pada masa remaja madya (middle
adolescence).
Dalam Panduan Umum Pelayanan BK
Berbasis Kompetensi (Pusat Kurikulum, 2002)
diuraikan tugas-tugas perkembangan
siswa SMA yakni:
§ Mencapai
kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
§ Mencapai
kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
§ Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang
sehat.
§ Mengembangkan
penguasan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan
persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam
kehidupan masyarakat yang lebih luas.
§ Mencapai
kematangan dalam pilihan karir.
§ Mencapai
kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi.
§ Mencapai
kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
§ Mengembangkan
kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni.
§ Mencapai
kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Secara
psikologis kedewasaan diwarnai dengan aktualisasi diri yaitu menunjukkan semua
kemampua yang dimiliki dalam rangka mandiri, bisa mencari nafkah sendiri, dapat
menentukan kehidupan sendiri, ingin merdeka.
Pada sebagian
besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas telah
selesai atau setidak-tidaknya sudah mendekati selesai dan apabila organ kelamin
anak telah mencapai kematangan serta mampu bereproduksi.
Pada umumnya
psikolog menetapkan seseorang dikatakn telah dewasa sekitar usia 20 tahun
sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40-45 dan
pertengahan masa dewasa berlangsung dari sekitar 40-45 sampai sekitar 65 tahun,
serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung dari sekitar 65 tahun sampai
meninggal.
v
Perkembangan Fisik
Dilihat dari
aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai
puncaknya dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini.
v Kesehatan Badan
Awal masa
dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari
sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi
kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penuruna keadaa
fisik juga terjadi. Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan-perubahan fisik
mulai terlihat. Perubahan ini sebagian besar lebih bersifat kuantitatif
daripada kualitatif.
v Perkembangan Sensori
Pada awal masa
dewasa penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran belum begitu kelihatan.
Akan tetapi, pada masa dewasa tengah perubahan dalam penglihatan dan
pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia
antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam.
Karena itu, banyak orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam
melihat objek-objek yang dekat.
v Perkembangan Otak
Mulai masa
dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi,
perkembangbiakan koneksi neural (neural connection), khususnya bagi orang-orang
tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu
menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa tetap aktif, baik secara fisik,
seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk
melakukan aktivitas demikian pada tahun selanjutnya.
v Perkembangan Kognitif
Kemampuan
kognitif terus berkembang selama masa dewasa. Akan tetapi, bagaimanapun tidak
semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut mengarah pada peningkatan
potensi. Kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan
seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian sejumlah ahli percaya bahwa
kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada masa dewasa akhir
dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.
v Perkembangan Memori
Sejumlah bukti
menunjukkan bahwa perubahan memori bukanlah suatu yang sudah pasti terjadi
sebagai bagian dari proses penuaan, melainkan lebih merupakan stereotip budaya.
Kemerosotan
dalam memori episodik, sering menimbulkan perubaha-perubahan dalam kehidupan
orang tua. Untuk dapat mencegah kemunduran memori jangka panjang sekaligus
memungkinkan dapat meningkatkan kekuatan memori mereka maka dapat dilakukan
latihan menggunakan bermacam-macam strategi mnemonic (strategi penghafalan) bagi orang tua.
v Perkembangan Intelegensi
Sejumlah
peneliti berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama masa dewasa
terjadi kemunduran dalam intelegensi umum. David Wechsler menyimpulkan bahwa
kemunduran bahwa kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses
penuaan organisme secara umum. Hampir semua studi menunjukkan bahwa setelah
mencapai puncaknya pada usia antara 18-25 tahun, kebanyakan kemampuan manusia
terus-menerus mengalami kemunduran.
v
Perkembangan Psikososial
Selama masa
dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu
memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang
dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan
tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan
dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang
dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selam periode ini orang melibatkan
diri secara khusus dala karir, pernikahan dan hidup berkeluarga. Menurut
Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif dan integritas.
1. Enikekawati tentang Perkembangan Peserta Didik
http://enikekawati.student.fkip.uns.ac.id/category/perkembangan-peserta-didik/Perkembangan
Peserta Didik (May 12th, 2010)