Metode pembelajaran IPS di SD

METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD

Kata metode berasal adri bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti “jalan” . Winarno Surachmad (1976:76) menyatakan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Lebih jelas lagi ia menyatakan bahwa metode mengajar adalah cara - cara pelaksanaan proses belajar mengajar, atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid – murid di sekolah.

Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menguasai macam macam metode mengajar sehingga dapat menentukan metode apa yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajarannya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru betul – betul menjadi milik siswa.

Menurut Ida Badariyah Almatsir ada beberapa factor yang ikut berperan dalam menentukan efektif tidaknya suatu metode mengajar. Faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pengajaran
2. Bahan pengajaran
3. Siswa yang belajar
4. Kemampuan guru yang mengajar
5. Besarnya jumlah siswa
6. Alokasi waktu yang tersedia
7. Fasilitas yang tersedia
8. Media dan sumber
9. Situasi pada suatu saat
10. Sistem evaluasi

Menurut Winarno Surahmad pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Anak didik
Perbedaan individual siswa atau siswa yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.
2. Tujuan
Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan siswa,artinya metode harus tunduk terhadap tujuan.
3. Situasi
4. Fasilitator

5. Guru

1. Kriteria Menentukan Metode Pembelajaran

Menurut Cheppy HC ada empat kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan metode,antara lain:
a. Tujuan

Tujuan merupakan landasan utama untuk menentukan metode sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Kebutuhan dan minat anak
Guru harus mengetahui kebutuhan – kebutuhan anak untuk menentukan rencana kegiatan pembelajaran.
c. Cara penampilan guru
Kepribadian guru dapat dilihat dari penampilannya. Guru harus mengembangkan cara mengajar yang mengesankan dan pandai memilih metode yang tepat sehingga kegiatan pembelajaran akan menyenangkan.
Menurut Husein Akhmad dkk(1981;58) seorang guru IPS dalam memilih metode hendaknya memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah :
a. Pengajar (guru)
b. Siswa
c. Tujuan yang akan dicapai
d. Materi /bahan
e. Waktu
f. Fasilitas yang tersedia

2. Macam – Macam Metode Pendekatan Pembelajaran IPS
a. Contectual teaching and learning (CTL)
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Karakteristik pendekatan pembelajarn CTL adalah :

1. Kerja sama
2. Menyenangkan.
3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).
6. Dinding kelas dan lorong –lorong penuh dengan hasil karya siswa,misalnya peta,gambar,ceritera,puisi.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat berupa hasil karya siswa,misalnya laporan / tugas,karangan.

Menurut Widyaiswara LPMP (2005) ,menyatakan bahwa guru dikatakan telah menerapkan pendekatan pembelajaran CTL apabila menempuh tujuh komponen,sebagai berikut :

1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri, dan mengkontrak sendiri pengetahuannya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik / pokok bahasan.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar,misalnya belajar dalam kelompok – kelompok.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran .
6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dan subyektif mungkin.
Unsur yang terkandung dalam CTL antar lain :
1. Konstruktivisme ( constructivism )
2. Menemukan ( inquiry )
3. Bertanya ( Questioning )
4. Masyarakat belajar ( learning community )
5. Pemodelan ( modeling )
6. Refleksi (reflection )
7. Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )
b. Cooperative learning
Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang diorganisasikan. Pembelajaran tersebut difokuskanpada pertukaran informasi terstrukturantar sisswa dalam kelompok yang bersifat social dan pembelajar bertanggung jawab atas tugasnya masing – masing.
Ada lima prinsip untuk mencapai hasil maksimal dari pembelajaran dengan model cooperative learning yang baru dikembangkan,antara lain:
 Saling ketergantungan
Ø
 Tanggung jawab perseorangan
Ø
 Tatap muka
Ø
 Komunikasi antar anggota
Ø
 Evaluasi proses kelompok
Ø
Teknik teknik pembelajarn cooperative learning
1. Teknik mencari pasangan
Teknik ini digunakan untuk memahami suatu konsep atau infor masi tertentu yang harus ditemukan siswa. Keunggulannya siswa dapat mencari pasangna sambil belajar menggali satu konsep atau tema dalam suasana yang menyenangkan. Tenik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran da untuk semua tingkat usia anak.
2. Bertukar pasangan
Tenik dapat member kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain. Teknik ini jga dapat diterapkan kepada semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak didik.
3. Berpikir berpasangna berempat
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri atau bekerjasama dengan siswa lain. Keunggulannya adalah optimalisasi partisipasi siswa. Teknik ini juga dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik
4. Keliling kelompok
Teknik ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik. Dalam kegiatan keliling kelompok,masing – masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusinya dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya.
5. Jigsaw
Teknik dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran membaca , menulis , berbicara , dan mendengarkan. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua kelas dan cocok untuk mata pelajaran bahasa Indonesia , IPA , IPS , dan Agama.

c. Metode karyawisata

Metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan perjalanan dan kunjungan yang hanya beberapa jam saja ke tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah , asalkan maksudnya memenuhi tujuan instruksional IPS. Seorang guru dapat menerapkan metode karya wisata yang terarah dan sesuai dengan tujuan instruksionalnya apabila guru memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Mengetahui hakikat metode karyawisata
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode karyawisata
3. Mengetahui langkah – langkah yang ahrus dilakukan sebelum pelaksanaannya
4. Mempunyai keterampialn memilih pokok – pokok bahasan yang cocok dikembangkan dengan metode karyawisata.
Fungsi metode karyawisata
1). Mendekatkan dunia sekolah dengan kenyataan
2). Mempelajari suatu konsep atau teori dengan kenyataan dan sebaliknya
3). Membekali pengalaman riil pada siswa.
Langkah – langkah metode karyawisata
1. Tahap persiapan
Meliputi persiapan materi atau topik karyawisata ,persiapan teoritis ,persiapan perlengkapan, dan aspek – aspek lain yang menunjang pelaksanaan karyawisata.
2. Tahap pelaksanaan karyawisata di lapangan
Jika tahap persiapan telah matang dan terperinci, maka tahap pelaksanaan akan lancer.
3. Tindak lanjutnya pelaksanaan karyawisata (setelah kembali ke tempat)
Kegiatannya meliputi penyusunan dan membuat laporan hasil karyawisata.
Kelebihan dan kelemahan metode karyawisata
 Kelebihan metode karyawisata
Ø
1. Siswa dapat mengamati obyek secara nyata dan bervariasi.
2. Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah – masalah dengan cara melihat ,mencoba dan membuktikan secara langsung suatu obyek yang dipelajari.
3. Siswa dapat pula mendapatka informasi langsung dari narasumber.
 Kelemahan metode karyawisata
Ø
1. Jika terlalu sering dilaksanakan akan mengganggu rencana pelajaran.
2. Perlu pengawasan dan bimbingan guru.
3. Jika obyek yang dikunjungi terlalu jauh letaknya,menyulitkan transportasi dan pembiayaan.
4. Jika pelaksanaan karyawisata terlalu kaku sifatnya, dapat menurunkan minat siswa terhadap karyawisata , sehingga tujuannya tidak tercapai.

d. Metode role playing (bermain peran )
Metode role playing tidak bias lepas dari metode sosiodrama , sebab keduanya sama - sama dapat diterapkan dalam pengajaran IPS yang sukar dipisahkan satu sama lainnya. Role playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan , sikap , tingkah laku ,nilai dengan tujuan menghayati perasaan , sudut pandang , dan cara berpikir orang lain.
Dengan demikian roel playing merupakan sutau teknik atau cara agar para guru dan siswa memperoleh penghayatan nilai – nilai dan perasaan. Sedangkan sosiodrama berarti mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial.
Tujuan dan manfaat role playing (menurut shaftel)
1. Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita hidup.
2. Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya.
3. Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4. Sebagai penyaluran / pelepasan ketegangan dan perasaan – perasaan.
5. Sebagai alat diagnosa keadaan kemampuan siswa.
6. Pembentukn konsep secra mandiri.
7. Menggali peranan – peranan daripada seseorang dalam suatu kehidupan kejadian / keadaan.
8. Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah , berfikir kritis , analisis , berkomunikasi , hidup dalam kelompok dan lain – lain.
9. Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya , cara berfikirnya , dan perbuatannya.
Langkah – langkah role playing
1. Pemanasan (pengantar serta pembahasan ceritera dari guru )
2. Memilih siswa yang akan berperan
3. Menyiapkan penonton yang akan mengobservasi
4. Mengatur panggung / ruang
5. Permainan
6. Diskusi dan evaluasi
7. Permainan berikutnya
8. Diskusi lebih lanjut
9. Generalisasi
Masalah – masalah social yang dapat dijajaki dengan metode role playing adalah sebagai berikut :
1. Masalah pertentangan antar pribadi – pribadi
2. Masalah hubungan antar kelompok. Mengungkapkan masalah hubungan antar suku , bangsa , kepercayaan.
3. Masalah kemelut pribadi kemelut antara tekanan orang tua dan kemauannya , juga antara kelompoknya dengan kemauannya.
4. Masalah masa lampau dan sekarang .



e. Metode simulasi
Istilah simulasi berasal dari kata simulate yang berarti pura –pura dan simulation yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya pura – pura. Sebagai metode mengajar, simulasi diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep, prinsip atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan.
Tujuan simulasi
1. Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari – hari.
2. Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
3. Untuk latihan memecahkan masalah.
Manfaat metode simulasi
1. Belajar tentang persaingan
2. Belajar kerjasama
3. Belajar emphaty
4. Belajar tentang system social
5. Belajar konsep
6. Belajar menerima hukuman
7. Belajar berpikir kritis
Prinsip - prinsip simulasi
1. Simulasi itu dilakukan oleh sekelompok siswa. Tipa kelompok dapat melaksanakan simulasi yang sama ataupun berbeda.
2. Semua siswa harus terlibatlangsung menurut peran masing – masing.
3. Penentuan topic dapat dibicarakan bersama antara guru dengan siswa disesuaikan dngan tingkat kemampuan kelas , tingkat sekolah ,dan situasi setempat
4. Petunjuk simulasi dapat disiapkan lebih dulusecara terperinci atu secara garis besarnya saja tergantung dari bentuk dan tujuan simulasi
5. Hendaknya dapat dicapai tujuan yang menyangkut aspek kognitif,afektif dan psikomotorik.
6. Harus diingat bahwa simulasi itu dimaksudkan untuk latihan keterampialn agar dapat menghadapi kenyataan yang baik.
7. Harus digambarka situasi yang lengkap dan proses yang berturut –turut yang diperkirakan nterjadi dalam situasi yang sesungguhnya.
8. Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu, serta terjadinya beberapa proses seperti akibat – akibat, problem solving dsb.
Langkah – langkah simulasi
1. Tahap I :orientasi
• Mengemukakan pokok bahasan dan konsep yang akan disimulasikan.
• Menjelaskan model dan permainannya.
2. Tahap II : latihan peserta
• Menetapkan skenario
• Tugas – tugas peran
• Latihan singkat
3. Tahap III : pelaksanaan simulasi
• Kegiatan permainan dan pengaturannya
• Baliakn dan penilaian
• Penjernihan kesalahan konsep
• Kelanjutan simulasi
4. Tahap IV :debriefing dengan peserta
• Ringkasan peristiwa dan persepsi.
• Kesulitan dan pemahaman.
• Analisis proses.
• Perbandingan antara kegiatan simulasi dan dunia nyata.
• Kaitan kegiatan simulasi dan materi pelajaran.
• Rancangan ulang simulasi.
Kelebihan dan kelemahan metode simulasi
1. Kelebihan
• Aktivitas simulasi menyenagkan siswa sehingga siswa terdorong untuk ikut berpartisipasi
• Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya
• Mengurangi hal –a hal yang terlalu abstrak , sebab walaupun mengenai abstraksi tetapi dikerjakan dalam bentuk aktivitas.
• Strategi ini menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban kurang cakap dan kurang motivasinya.
• Simulasi menimbulkan berfikir kritis siswa, sebab mereka terlibat dalam analisis atau proses kemajuan simulasi.
2. Kelemahan
• Simulasi menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa
• Menghendaki pengelompokkan siswa yang fleksibel begitu juga ruang kelas atau gedung yang memadai
• Sering mendapatkan kritikan dari orang tua siswa karena aktivitasnya melibatkan permainan.

Metode lainnya :
1.      Metode ceramah adalah metode yang umum dipakai. Di dalam bentuknya yang klasik guru memberi ceramah (expository), sedangkan siswa duduk mendengar, mencatat, dan menghapal
2.       Metode diskusi, jika metode ceramah belum dinilai cukup efektif, maka setelah guru selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa lainnya mengenai materi yang dibahas.
3.      Metode Tanya Jawab berlangsung dalam interaksi antara guru dan siswa setelah guru selesai berceramah/membahas materi. Dalam metode tanya jawab terdapat beberapa jenis pertanyaan yang harus dikenali oleh guru, diantaranya :
a.                Pertanyaan mengingat/hafalan tujuannya untuk mengungkap apakah siswa telah memperoleh dan menguasai sejumlah informasi faktual yang diperlukan.
b.                Pertanyaan deskriptif, siswa-siswa diminta untuk memberikan penjelasan/jawaban (deskripsi) yang lebih rinci fakta yang mereka ketahui, membandingkannya, kemudian menghimpun dan megorganisasikannya.
c.                Pernyataan menjelaskan, siswa tidak saja mengingat dan mengorganisasikan jawaban tetapi juga membuat kesimpulan
d.               Pertanyan sintesis, siswa diminta untuk menghimpun, mengkombinasikan, menghubungkan, atau menyambung bagian-bagian isi atau fakta
e.                Pertanyaan memilih, siswa diminta untuk memilih di antara alternatif-alternatif, membuat pertimbangan atas dua atau lebih kemungkinan terbaik menurut kriteria yang kemungkinan terbaik menurut kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
f.       Pertanyaan terbuka, siswa diminta mencari dan menentukan jawaban yang dapat diterima.
4.      Metode Proyek, pegertian proyek di sini ialah semacam penelitian (inkuiri) yang dilakukan di luar kelas/sekolah yang dilakukan oleh siswa kemudian hasil akhir dibawa dan dibicarakan bersama di dalam kelas.
5.      Metode inkuiri/discovery, termasuk metode yang paling canggih yang menuntut fakta-fakta dan generalisas-generalisasi.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel